22 Kiai Sepuh Dukung Mekanisme AHWA di Muktamar NUSURABAYA - 22 Kiai Sepuh Nahdatul Ulama sepakat mekanisme Ahlu Halli Wal Akli (AHWA) diterapkan di Mukmatar NU ke-33 Jombang. Alasannya, AHWA ini merupakan ruh dari NU yang berdasar pada musyawarah mufakat.
Rais Syuriah PWNU Jawa Timur KH Miftakhul Ahyar mengatakan, jati diri NU adalah Musyawarah Mufakat. "Dari sini semangat Nahnaniyah atau kaminya munculku. Kalau Voting yang muncul semangat akunya," kata Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Jannah, Kedung Tarukan, Surabaya di Kantor PWNU Jawa Timur, Kamis (30/7/2015).
Ia juga memastikan penerapan ini NU ini murni untuk menjaga Marwah NU sebagai ormas islam. Tidak ada kaitannya dengan jegal menjegal calon lain yang akan maju sebagai Ketua Umum PBNU dan Rais Aam PBNU. Tentunya, keputusan final ada di forum Muktamar yanag akan digelar di Jombang pada 1-5 Agustus.
Kiai Miftakhul Ahyar juga mengatakan, keputusan untuk menggunakan AHWA ini dipastikan akan diberlakukan pada Muktamar ke-33 Jombang. Menurutnya, langkah ini adalah upaya terbaik sehingga tidak perlu ditunda-tunda lagi akan digunakan pada Muktamar setelahnya. "Ini kan perbuatan baik. Kenapa harus ditunda-tunda. Ya harus dilakukan sekarang," katanya.
Keputusan untuk mendukung mendukung Ahwa ini dihadiri 22 Kiai Sepuh NU. Mereka adalah KH Maimoen Zubair (Sarang, Jawa Tengah), KH Anwar Manshur (Lirboyo), KH Abdullah Kafabihi Machrus (Lirboyo), KH Zainuddin Djazuli (Ploso, Kediri), KH Mas Masur Thalhah (Surabaya), KH Miftakhul Akhyar (Surabaya), KH Nurul Huda Djazuli (Ploso, Kediri), KH Idris Hamid (Pasuruan), KH Mujib Imron (Pasuruan), KH Mas Ahmad Subadar (Pasuruan), KH Masbuchin Faqih (Gresik), KH Jakfar Yusuf (Sampang), KH Syafrudiin Wahid (Sampang), KH Mahrus Malik (Sampang), KH Syafruddin Syarif (Probolinggo), KH Suyuthi Thoha (Banyuwangi), KH Nasiruddin (Tuban), KH Romadhon Khatib (Malang), KH Abdullah (Batu), KH Anwar Iskandar (Kediri), KH Abdul Qodir Syamsul Arifin dan KH Cholil As'ad Syamsul Arifin.
Source: okezone