Hong Kong - Harga emas sedang memasuki masa-masa 'suram'. Setelah akhir pekan lalu merosot hingga US$ 100 per ounce, pada awal pekan ini harga emas kembali merosot hingga sempat berada di bawah level US$ 1.600 per ounce.
Seperti dikutip dari
AFP, pada perdagangan Senin (26/9/2011) di Hong Kong, harga emas merosot ke level US$ 1.575,80 per ounce. Harga tersebut turun jauh jika dibandingkan harga emas pada Jumat akhir pekan lalu di level US$ 1.731,18 per ounce.
Aksi jual emas semakin deras setelah keluarnya kabar operator bursa, CME Group akan menaikkan jumlah uang kolateral yang harus disetorkan para pialang perdagangan di pasar emas.
Para pialang juga gugup menghadapi krisis di Eropa, dimana Yunani kemungkinan besar menghadapi gagal bayar atas utangnya. Masalah tersebut juga telah membuat dolar AS menguat terhadap mayoritas mata yang global. Penguatan dolar telah menyebabkan material mentah yang berdenominasi dolar seperti emas dan minyak menhadi lebih mahal, sehingga permintaan berkurang.
Harga emas selama beberapa waktu terakhir menghadapi tekanan jual setelah sempat mencetak rekor tertingginya pada awal September di kaisarn harga US$ 1.921,15 per ounce.
"Harga emas mungkin membuktikan tekanan lanjutan jangka menengah karena investor memangkas posisinya di emas karena membutuhkan uang tunai," ujar Becky Yuen, analis dari GuocoCapital.
Namun ia meyakini, dalam jangka menengah hingga panjang, outlook harga emas masih tetap positif.
Sebagai informasi, untuk harga logam mulia di PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), hari ini mencapai Rp 557.000 per gram, dengan harga buy back Rp 460.000 per gram.
Sumber :
detikFinance